Minggu, 13 Juli 2008

pendidikan dalam pergaulan

Pergulatan tanpa judul

Pergulatan antara yang hak dan batil, tak akan pernah
berhenti. Begitupun dengan fenomena perkembangan aliran
sesat di Negara ini.

Mainstream dan stigma yang terbentuk sebagai asas adanya
ke-nyelenehan tersebut karena adanya doktrin. Ya, doktrin
yang menghibur setiap orang. Sebab rasio mereka terbentuk
dengan janji palsu nan manis. Tidak ada toh sebuah aliran
yang mengajak pengikutnya ke neraka, hatta kaum kuffar pun
begitu kan.

Sebuah institusi terbesar di Negara ini yang mencitrakan
sebagai pusat pembentukan dan pengembangan intelektualitas
manusia islam yang berakhlak sesuai dengan norma islam,
telah membentuk kader-kader siap guna yang bertugas
menghancurkan islam.

Memang institusinya tidak bersalah, tetapi ada sisi lain
yang diterapkan disana. Apa itu ? ideology, dogma, dan
paradigma dari para pembimbingnya sebagian besar. Ketika
semua membaur jadi satu ketika itu pula terbentuk reaksi
yang secara prinsipil dan terselubung tak
tanggung-tanggung menginjak islam itu sendiri.

Mulai dari bantuan yang mempunyai misi dan motif
tersendiri, hinnga bai’at miskin yang tak logic.
Perhatikanlah dengan mudah setiap MoU ditandatangani
menjadi satu dan apa yang terjadi PERUSAKAN AKIDAH yang
makin merajalela.

Ketika dulu kita mengenal mazhab ciputat yang bersifat
bukan pada tataran destruktif, sekarang justru kita
mengenal (dan bagi yang belum, mungkin akan mengenalnya
nanti). Menggejala indikasi Hubbul Falsifah wa suffiyah,
yang lebih softly dibandingkan mazhab ciputat.

Karna mereka telah menemukan maqam yang pas untuk
dipelajari lebih baik dan lebih berguna, dibandingkan
dengan Al Qur’an yang dijadikan hermeneutic dalam
tafsirannya. Sunnah yang dibuang dibelakang punggung
mereka (bahkan ketika saya mengikuti mata kuliah
metodologi studi islam, seorang dosen mengatakan “
bagimana kita akan mengikuti hadis, bila diantara satu
riwayat dengan riwayat yang lain bertentangan dan juga
berbeda redaksinya.” Hingga akhirnya ia mengatakan
perkataan ‘pakar tafsir Indonesia’ dengan perkataan “
hasbuka minal Qur’an (cukuplah kami dengan Qur’an-red).”
Pantaskah ini keluar dari perkataan seorang muslim ataukah
masih dipertanyakan ke-islamannya). Atau bahkan nantinya
mungkin ketika saya lontarkan perkataan “bagaimana dengan
atsar sahabat pak dosen ?” saya takut mereka menjawab tak
ada sahabat yang lebih baik kecuali Abdullah bin Saba’,
nah lo klo begini kan repot toh. Lha wong ketika senior
saya yang akrab dengan yayasan Al Huda samping Republika
itu loh mas, dikatakan oleh dosen saya “ada gak disini
yang syiah? Klo ada wah hebat itu…” saya gak terusin
lagilah nanti mata-mata berkata beda lagi.

Lepas dari itu kawan-kawan tau kan The Asia Foundation
(TAF), itu lho yang mensponsori buku kontoversial “ fiqh
lintas agama “ dan juga yang membuat cetakan kembali “
catatan pergolakan pemikiran Ahmad Wahib “ klo gak salah
judulnya itu. Buku tersebut sempat dilarang yang subtansi
pemikirannya cenderung sangat liberal. Eh malah disini, di
organisasi ekstra kampus ini dibuat Ahmad Wahib Award
dengan total hadiah 25 juta. Apa sih ahmad wahib award itu
? sebuah annual price award yang diadakan oleh rekan
FORMACI (forum mahsiswa ciputat. Ini tu dulu embrio JIL
lho mas-pen) dengan mengirimkan artikel bertema pemikiran
ataupun ‘wacana’ yang ditulis rapi 10-20 hal, dengan font
times new roman, berspasi ganda, dsb. bila lulus seleksi
teman-teman dpat undangan di suatu hotel mewah di Jakarta
untuk menghadiri malam penghargaannya, klo beruntung dan
tentunya tulisan sesuai dengan ideology dapat deh 25 juta.
Thoyyib…

Dus kawan-kawan saya yang aktif di FORMACI pakaiannya
rata-rata necis lho, jangan salah penampilannya aja dandy.
Tapi dari atas kebawah apa dari bawah keatas terselip misi
tertentu. Jangan heran ketika mereka seringkali
mondar-mandir PARAMADINA untuk mengikuti kajian
filsafatnya Hermawan Kertajaya, dkk.

Bagaimana dengan organ ekstra yang dibawah naungan
organisasi terbesar di Indonesia, yang dahulu pernah jadi
presiden Indonesia salah satu tokohnya. Gak jauh beda !
gini lho mas klo yang ini lebih lucu, sebab mereka
mempelajari Filsafat oke, Hermeneutik jalan,
Postmodernisme apalagi kritik nalar epistemology (yang
bahsannya pernah saya turunkan disini beberapa waktu
lalu). Tapi mesti diingat klo sudah dihadapkan dengan
kyai-nya cium kaki pun rela, yah itukan hanya sekedar
common sense mereka aja lah. Tapi klo ahlusunnah salafiyin
menilai itu sih jahil banget atau bahkan jahil murakkab
(jahil kuadrat).

Ayah saya memperoleh beberapa lembar artikel milik pak
Hartono Ahmad Jaiz ( tapi klo mas ulil lebih suka
mengatakan Hartono yang boleh-boleh saja, jaiz=boleh) yang
setelah saya baca sempat surprise. Apa itu ? beberapa
organisasi yang dinaungi oleh TAF dan FF (Ford Foundation,
gak beda ama TAF ). Pak Hartono menrinci jumlahnya hingga
sampai 44-an organisasi yang memiliki satu corak ideology.

Diantaranya ada pula yang membuat saya dan teman-teman
lain cukup terkejut sebab memang sebelumnya kami
seringkali menerka-nerka apa iya organisasi itu memiliki
misi tertentu.

Lalu apakah FORMACI termasuk ? jelas pasti. Gini lho mas
FORMACI itu dari dulu sudah gak beres, lha kenapa gak
beres ? seperti yang telah saya terangkan mereka itu punya
misi lain selain liberal, tetapi yang lebih dari itu bisa
jadi sinkkretisme.

Belakangan ini kan muncul kabar bahwa Salamullah /
kerajaan Tuhan / Lia Eden yang mentahbiskan bahwa Jibril
masuk ke dalam dirinya dia dan banyak lagi persaksian
bodoh dan perkataannya (mas bisa lihat di tv deh
akhir-akhir ini ). Organisasi ini kan berasaskan
perenialisme (tak ada perbedaan antar agama) ya Kristen,
Islam , Buddha, Hindu, bahkan Atheis kan boleh jadi satu.
Benang merahnya apa sama gak dengan JIL? Yah jelas lha
wong yang bela mati-matian aja mereka kok biar bunda Lia
dibebaskan. Mungkin kawan ada yang mengenal dengan Imam
Mahdinya ? dengan menyelisipkan nama Muhammad yang katanya
memang titisan dari Rasulullah, menjadi Imam Mahdi
Muhammad Abdul Rahman. Mas (abdul rahman) yang satu ini
juga alumni satu almamater dengan saya, fakultas Ushuludin
Jurusan Filsafat (ibaratnya saya tau lah dikit-dikit anak
ushulludin, lha kan satu gedung dengan fakultas saya). Klo
dah begini kayak tumbu ketemu tutup. Beliau ini ternyata
pernah menjadi Imam Besar Formaci klo gak salah periode
93/94, klo sekarang kan Imam besar FORMACI nya kak Seif El
Jihadi (terus terang saya belum ketemu orangnya). Dengan
jelas mas abdul rahman mendampingi ibu Lia setelah
mengalami pengembaraan spiritualnya seluruh aliran mungkin
hampir pernah ia salami. Barulah partner yang cocok saat
ini Ibu Lia, karena apa? Statusnya enak IMAM MAHDI versi
mereka kan dahsyat toh.

Seperti setiap orang yang menayakan kepada saya tentang
bagaimana IAIN? Dengan enak kan bisa saya jawab dengan “
klo mo bikin aliran sesat atau mau menemukan ratusan
aliran nyeleneh ya disana itu “ karena apa didalam sini
ada berbagai macam pemikiran dan puluhan seminar setiap
minggunya, dari tekhnologi sampai teologi mas.

Kita hamper sampai pada titik akhir bahsan ini, kesimpulan
yang didapat adalah kampus islam yang 100 % mahsiswanya
muslim memang memiliki aneka jajanan tersendiri, ada
gado-gado, es buah, lontong sayur, nasi uduk, dll sesuai
dengan selera ada disini. Dikit aja coba deh bandingkan
dengan Universitas Islam Madinah (wuiih jauh amat) tapi
setidaknya disana kan tolak ukurnya satu yaitu satu
pemahaman dibawah Al Qur’an dan Sunnah sesuai dengan
manhaj Salafush Shaleh. Lalu sampai kapan pendidikan islam
ini menjadi sebuah corak yang berbeda tanpa satu kalimat
yang sama. Ujung-ujungnya pada satu akhir kata, seperti
yang seringkali orang lain katakan pada saya “ bagaimana
orang islam mau bener, lha klo anak mudenye aje udeh kagak
bener. Pan kite jadi bingung semue Professor, semue
Doktor, jadi mane nyang bener ???”

Wallahu ‘Alam Bishawwab

*Bahasan lain akan dilanjutkan suatu saat nanti Insya
Allah, karena masih ada banyak artikel saya tentang hal
ini baik syubhat dan kerancuannya yang ingin saya bagikan
kepada teman-teman Insya Allahu Ta’ala. Terkhusus
berkaitan dengan SIPILIS ini, sebab saya sendiri kan
kuliah ditempat yang mengajarkan hal itu. Afwan saya tak
menjelaskan korelasinya dengan ayat dan hadis ataupun
atsar, jadi silahkan teman-teman membawakannya. kami ambil tulisan dari saudara




adjhee al bykazi